Oleh : Lalu Muhammad Nurul Wathoni, M.PdI
Ada benarnya memang, bila ada yang menggambarkan bahwa madrasah berkualitas adalah madrasah yang mempunyai gedung megah, sarana lengkap, dan seluruh gurunya lulusan sarjana pendidikan. Namun realitasnya berbicara lain, hal ini terbukti semakin dekatnya kesamaan kualitas antara madrasah dan sekolah (MI dan SD) padahal bila dilihat dari sarana perbandingannya baina samak wa sumur minyak (antara langit dan bumi)
Kualitas sebuah madrasah tidak selamanya bergantung pada kelengkapan sarana saja, kualitas madrasah sangat ditentukan cara berpikir seluruh warga madrasah (kepala madrasah, guru, Tu, siswa dan wali murid), dan cara berpikir warga madrasah sangat ditentukan oleh cara berpikirnya kepala madrasah, karena kepala madrasah sebagai pemegang kendali dalam setiap kebijakan dan langkah-langkah strategis yang ditetapkan
Mengelola madrasah tidak ubahnya seperti mengelola super market, kepala madrasah berfungsi sebagai direktur atau manajer, guru sebagai Front Office, TU sebagai kasir, proses belajar mengajar sebagai produk yang dijual, siswa dan wali murid adalah pembeli atau pelanggan. Laku dan tidaknya madrasah tidak sekedar seberapa banyak dan seberapa baik program yang dijual, hal lain yang sangat menentukan adalah bagaimana manajemen dan style guru dalam melakukan marketing
Murah Meriah
Masyarakat kita dalam membeli sebuah produk pertama-tama yang dilihat adalah harga, atau cara berpikirnya Cost Centris, ingin kualitas baik harga murah. Apalagi dalam memilih madrasah, mengingat menyekolahkan anak masih belum menjadi kebutuhan, menyekolahkan anak untuk menggugurkan kewajiban
Sebagian besar madrasah menerapkan pola budget oriented, berpikir apa adanya, tidak mau repot dengan berpikir yang tidak ada atau mengadakan yang tidak ada, “ngapain pusing” barang kali itulah guman sebagian kepala madrasah. Berpikir tentang uang bukan berarti kita punya uang, justru karena tidak punya uang itulah kita memikirkannya, berpikir uang tidak membutuhkan biaya, berpikir tentang uang membutuhkan keberanian, keberanian bisa dilahirkan dari pembiasaan, membiasakan berpikir keluar kotak atau berpikir kreatif
Kepala madrasah adalah top leader di madrasah, sebagai top leader tidak seharusnya dan tidak selamanya seluruh keputusan diambil sendiri, kepala madarasah akan menjadi ringan bila mampu membagi tugas sesuai dengan ketrampilan dan kompetensi warga sekolah, jadikan warga sekolah sebagai mitra, kebersamaan melahirkan rahmah, rahmah melahirkan kemudahan, kemudahan melahirkan kesuksesan
Fokuslah pada program, lupakan sejenak keuangan ketika menyusun program, keluarlah dari belenggu dan bayang-bayang keuangan, buatlah program yang mempunyai daya jual, ajak seluruh warga madrasah memikirkannya, kerana merekalah yang akan melaksanakan
Posisioning
Berpikir tentang posisi madrasah merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas madrasah, ada tiga prinsip dalam menentukan posisi madrasah yaitu, be the first (jadilah yang pertama atau pioneer), kalau tidak bisa be the best (jadilah yang terbaik di antara madrsah yang lainnya, bila tidak bisa, be the different (berbedalah dengan madrasah yang lain)
Up Grade Guru
Proses belajar mengajar sejatinya adalah interaksi antara peserta didik dan pendidik, guru dan murid adalah setali dua sisi mata uang, hasil keluaran pendidikan sangat ditentukan hasil interaksi guru dengan murid, kepala madrasah dan warga madrasah yang lain tidak mengetahui secara detail apa saja yang dilakukan oleh guru, karenanya posisi guru merupakan kunci sukses pendidikan dan kualitas pendidikan
Mengingat begitu strategisnya peran guru, maka selayaknya pengelola madrasah berpikir tentang pembinaan guru, tidak selamanya yang dibutuhkan guru adalah sentuhan materi, guru profesional lebih mengedEpankan peningkatan kualitas diri, guru profesional tahu diri, ketika menentukan pilihan untuk mengabdi di madrasah, sang guru sudah memperhitungkan hal-hal yang bersifat materi yang hendak diperoleh
Ketulusan niat guru hendaknya disambut kepala madrasah dengan mengupayakan tambahan informasi untuk guru, baik yang bersifat manajerial, profesi ataupun rohani dan tentu tidak mengenyampingkan materi
Up grade guru setiap waktu, maka guru anda akan bermutu, guru yang bermutu menghasilkan siswa yang bermutu, siswa yang bermutu menggambarkan kualitas madrasah yang maju. Bagiamana reaksi anda?
0 komentar :
Posting Komentar